Syuro yg Efektif..

0
Diposting oleh cahAngon on 26 Januari 2010 , in

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
(42/Asy-syuura : 38)


A. Urgensi Syuro
 
“Apa targetnya? Capainnya apa? Alurnya seperti apa? Parameter keberhasilannya apa? Konsepnya yang jelas ya!! Syuro di sana syuro di sini”.
Kata-kata diatas mungkin sudah akrab di telinga kita. Bahkan jadi menu makan siang kita. Ya..itulah aktivitas syuro.’ Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu keputusan hendaknya diawali dengan jalan yang baik, salah satunya musyawarah/syuro.’ Ya, karena dengan syuro’ yang kita dahulukan hendaknya bisa membuka grendel keangkuhan yang ada di hati. Menyatukan pikiran-pikiran yang menghasilkan sebuah keputusan yang bisa bermanfaat bagi ummat.
Mengingat urgensi syuro’ ini maka dibutuhkan persiapan yang baik pula. Baik itu niatan, rihiyah, fikriyah bahkan jasadiyah. Jangan sampai kita datang syuro’ dengan “energi sisa”. Energi sisa praktikum, sisa ujian, sisa kuliah, sisa makan, dll. Karena hasilnya pun menjadi “keputusan sisa.” Tak jarang dalam satu hari para aktivis da’wah bisa menghadiri 3 syuro’ bahkan lebih. Bila persiapan kita tidak baik maka gejala yang timbul adalah kepala terasa berat, diajak ngomong ga’ nyambung bahkan tingkahnya aneh-aneh.
Membicarakan kata ini (syuro, red) memang menjadi sesuatu hal yang agak sensitif bagi para aktivis dakwah karena di tempat inilah segala jantung dari pergerakan dari dakwah berlangsung. Kualitas dari suatu pergerakan dakwah tergantung pada manajemen syuro yang bagus atau tidak. Kondisi terbentuknya suatu syuro pun bevariasi tergantung kebijakan dan kondisi medandakwah itu sendiri.
Ada syuro yang memang sebelum mengambil keputusan membicarakan dengan para jamaah dan meminta pendapat mereka bahkan kadangkala bisa diambil keputusan pada saat itu juga. Ada juga yang sifatnya sangat tertutup sehingga syuro-syuro tersebut hanya bisa diakses oleh “orang-orang tertentu” dan jamaah hanya tinggal menerima keputusan saja.
Syuro menurut ustadz Sayid Quthb rahimahullah penting dalam menguji berbagai arah pemikiran yang dilontarkan lalu memilih satu diantaranya, kemudian dilaksanakan. Ia melihat syuro adalah prinsip dasar dalam Islam, di samping watak seluruh jamaah muslim seluruhnya, yang sebagai komunitas, urusannya diserahkan kepadanya, kemudian dari jamaah ini, ia terpenetrasi dalam negara selaku produk alami jamaah. 


B. Pra-syarat yang Harus dimiliki oleh Para Anggota Tim Sebelum Melakukan Syuro
 
Syuro merupakan sebuah bentuk focus groups discussion (FGD) yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam sebuah komunitas untuk membahas suatu kondisi atau masalah. Pada konteks lembaga dakwah mahasiswa, rapat seringkali menjadi momok yang melekat pada diri seorang kader. Istilah ahli syuro atau manusia syuro melekat pada beberapa orang yang gemar melakukan rapat. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah rapat yang kita lakukan sudah efektif untuk menghasilkan sebuah keputusan.
Pada kenyataannya saya sering melihat bahwa rapat yang dilakukan sangat jauh di nilai efektifitas yang disampaikan Allah pada surat Al Ashr. Problematika kecil seperti rapat tidak dimulai dan diakhiri tepat waktu, agenda yang tidak jelas, pembahasan berkepanjangan, ketidaktercapaian tujuan rapat, atau bahkan alokasi waktu rapat yang kurang tepat. Sebagai seorang kader dakwah seharusnya kita bisa mencontohkan bagaimana rapat yang efesien dan efektif.
Tentu kita ingin menjalani rapat yang cepat dan menghasilkan keputusan yang tepat. untuk sebuah keinginan ini, perlu ada beberapa pra-syarat yang dimiliki oleh para anggota tim sebelum melakukan rapat, yakni :

1. Adanya penghormatan terhadap waktu. penghormatan terhadap waktu ini bertujuan agar kita dapat lebih bisa mengatur budaya waktu yang mungkin sudah terlalu rusak di Indonesia. akan tetapi seorang yang bisa memberikan dedikasinya terhadap waktu adalah seorang yang sangat menghargai dirinya. lebih dari itu, bentuk kita menghormati waktu adalah bagian dari kita menghormati orang lain. kita perlu sadari bahwa setiap orang mempunyai aktifitas lain. sehingga bagi bangsa yang berbudaya, manajemen waktu yang baik adalah sebuah pra syarat.
2. Fokus pada apa yang dikerjakan, syuro seringkali menjadi tidak efektif karena peserta rapat tidak fokus penuh pada pembahasan yang dilakukan. Ketidakfokusan ini membuat ide ide tidak mengalir dan pembahasa terhambat. Bahkan terkadang pemimpin syuro terkesan berbicara sendiri, karena para peserta rapat hanya mencatat atau mengerjakan yang lain.
3. Mempersiapkan bahan rapat dengan baik. Pembahasan rapat yang baik perlu di dukung oleh data data yang terkini dan bisa dipertanggungjawabkan. Seorang peserta rapat diharapkan dapat menyiapkan bahan rapat atau usulan yang ada untuk membuat pembahasan lebih komprehensif dan efesien. Ketidaklengkapan data pendukung dalam sebuah syuro membuat syuro jadi berbasis dugaan bukan pada kondisi nyata di lapangan.
Ketiga poin diatas adalah pra-syarat yang dibutuhkan bagi kita anggota syuro agar dapat membentuk syuro yang baik. Selanjutnya, bagaimana tips untuk membangun rapat yang “hidup” dan efektif. Seperti yang telah kita pahami bersama bahwa syuro adalah media penting dalam penyusunan strategi organisasi. Efektifnya syuro juga akan mencerminkan seberapa efektif kita dalam menjalankan tugas di lapangan.


Selanjutnya.... ( tunggu aja yaa..)







Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar