• img

    KAMUFLASE...

    Akan aku ajak engkau menemui bunglon .. agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon merubah warna dirinya sesuai dengan tempat ia berada .. agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak .. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang munafik .. banyak pula manusia yang berganti-ganti pakaian .. dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”...
  • img

    Jujur...

    Jika engkau hendak mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama .. dalam bepergian itu jati diri manusia terungkap .. penampilan lahiriahnya akan luntur dan jatidirinya akan tersingkap! Dan “bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlaq dan tabiat”...
  • img

    Pemimpin

    Seringkali terbukti bahwa tugas utama seorang pemimpin hanyalah bagaimana memilih orang yang tepat. Begitu berhasil memilih orang yang tepat seringkali tugas seorang pemimpin sudah selesai. Setidaknya sudah 80 persen selesai. Tapi begitu seorang pemimpin salah memilih orang, sang pemimpin tidak terbantu sama sekali, bahkan justru terbebani...
  • img

    Karena Ukuran Kita Tak Sama

    seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi...
  • img

    Kemenangan..

    Kemenangan sejati yang paling mendasar dan substansial adalah jika kebenaran tetap bersemayam di hati kita. Tidak terkontaminasi oleh racun-racun kehidupan, tidak tergoda oleh iming-iming apapun bentuknya, yang membuat hati kita diisi oleh nilai-nilai lain selain nilai kebenaran yang bersumber dari Allah SWT, ...

Lingkaran Keberkahan...

0
Diposting oleh cahAngon on 28 Juni 2011 , in
Walaupun kasta simbah belum bisa disebut borju, tapi simbah diijinkan bertemu dan berkenalan dengan mereka yang sudah pantas disebut “juragan” dalam arti yang sesungguhnya. Mereka disebut juragan bukan lantaran diharapkan ‘ijo-ijo’ atau ‘cendolnya’, namun memang apa yang menempel pada diri mereka menyebabkan siapapun akan setuju menyebutnya sebagai juragan.

Kalangan juragan ini tentu saja memiliki perilaku. Dan dimana-mana yang namanya perilaku selalu terbagi menjadi dua kutub. Yakni perilaku yang baik yang tidak nabyak-nabyak aturan, dan perilaku busuk yang pasti menebar efek racun bagi banyak orang.

Sebut saja Kang Pawiro Kampret, juragan Pasar Paingan yang juga merajai distribusi Mie Ayam ini adalah aktifis penenggak ciu nomer wahid yang tiada tanding dan tiada banding, karena memang belum pernah bertanding. Bau mulutnya tak lepas dari bau khas ciu. Bahkan kencingnya pun tak beda jauh dengan vodka oplosan yang dicampur lengo jlantah. Di saat dia merekrut anak buah buat menyalurkan produk Mie Ayamnya yang sudah kawentar itu, tidak mungkin dia mengambil pegawai yang rajin ngaji dan sholat ke mesjid. Mengapa? Dia tak ingin kebiasaan maboknya diganggu gugat oleh anak buahnya yang berbeda perilakunya. Lebih nyaman dia ambil pegawai yang juga pemabok yang bisa diajak bersama-sama masup dalam grup Pangunci (Paguyuban Ngunjuk Ciu). Kalo perlu bisa diajak melengkapi Molimo agar Lima Sempurna. Ditambah lagi semua pegawenya juga tahu, bahwa ayam dalam mie nya Kang Pawiro Kampret tidak 100% ayam. Demi menekan biaya produksi, daging tikus wirokpun turut meramaikan gundukan daging mie tersebut. Dan demi menarik lidahnya konsumen tionghoa, dia masukkan minyak babi yang membuat tampil beda. Bahkan untuk operasional malam, grobag mienya menyediakan tambahan menu, “Ciu sak botole”. Pegawe yang rajin sholat dan ngaji gak bakalan betah kerja disitu. Dan konsumen yang terjaringpun juga segmen tertentu. Mbah Kaji Ngalim yang guru nahwu sorop itu gak bakalan mau pesen mie di grobagnya.

Berbeda dengan Lik Karto Ngabidin yang juragan warteg. Dia adalah seorang religius sejati. Puluhan wartegnya yang tersebar di ibukota, tak membuat dia sekedar menjadi pengumpul harta. Beberapa Panti Asuhan dia dirikan, dan sebagian anak yatim didikannya menjadi karyawan wartegnya. Lik Karto Ngabidin hanya mau menerima daging yang bener sembelihannya untuk wartegnya. Titipan yang dia terima hanyalah yang halal saja. Gorengan semacem saren, kikil babi, sate jamu dan wadyabalanya dia tolak. Dijamin barang semodel itu tak akan ditemui di wartegnya. Otomatis konsumen yang mau mampir ke wartegnya juga segmen yang mau mencari makanan halal.

Itulah hakikinya permainan hidup di dunia. Masing-masing membentuk lingkaran rantainya sendiri. Lingkaran Rantai rejeki yang terbentuk di lingkungan Kang Pawiro Kampret adalah rantai rejeki haram, sesuai perilaku juragannya. Pegawai yang bekerja serta materi jualannyapun nabyak-nabyak aturan syariat. Yang bertahan mengais rejeki disanapun pastilah mereka yang tak pernah mempermasalahkan halal-haram. Yang mau berhubungan dengan segala uborampe bisnisnya Kang pawiro Kampret pastilah juga mereka yang nyaman dengan keharaman.

Berbeda dengan lingkaran rantai rejeki yang mengelilingi Lik Karto Ngabidin. Juragan religius ini hanya akan dikitari oleh pebisnis yang konsen dengan halal-haram. Pegawe yang betah kerja disitupun hanya pegawe yang perhatian dengan rambu syariat. Dan sudah pasti konsumen yang memburu produk Lik Karto adalah konsumen yang peduli dengan kehalalan produk. Dijamin rejeki yang berputar di sini adalah rejeki halal dan berkah.

Oke, sekarang kita berhenti membahas Kang Pawiro Kampret dan Lik Karto Ngabidin. Bagaimana dengan diri sampeyan semua dan juga simbah? Jika sampeyan punya atasan yang sering menugasi buat nyogok, atau menyuruh membuat dokumen perjalanan palsu, atau membuat kwitansi palsu, atau membuat laporan dobel beda isi, masihkah anda yakin anda berada di lingkaran rantai rejeki yang pantas diberkahi..??? Atau anda berada di satu seksi yang berisi anggota-anggota yang sepakat ngglembuk berjamaah, atau mbolos jamaah, atau narik biaya siluman berjamaah, atau mbejat jamaah, masihkah anda yakin anda berada di pihak Lik Karto Ngaidin yang peduli halal..???

Sampeyan mungkin akan beralasan, “Mbah sekarang nyari kerja susah. Ya sudahlah, adanya ini. Kalo gak begini saya dipecat, jadi pengangguran, anak isteri saya makan apa? Mosok dikasih makan kerikil?” (Pertanyaan serupa ini pernah dijawab ringkes oleh guru simbah: “Ha nek doyan beneran..”)

Padahal alasan itu tak pantas keluar jika sampeyan benar-benar ingin mencari lingkaran rantai rejeki yang berkah dan halal. Karena jika sampeyan adalah pribadi yang peduli terhadap kehalalan dan keberkahan rejeki, ketahuilah oleh sampeyan bahwa di luar sana terdapat puluhan, ratusan bahkan ribuan juragan yang pasti akan menemukan sampeyan jika sampeyan sekarakter dengan mereka. Namun jika masih pesimis bahwa hanya yang haram, atau yang burem, atau yang abu-abu saja yang mungkin bisa sampeyan raih untuk rejeki sampeyan dan keluarga sampeyan, maka selamanya sampeyan akan berada di bawah juragan bejat dan membejatkan yang tak paham arti kehalalan dan keberkahan rejeki.

Baguskan akhlak sampeyan, maka akan datang pada sampeyan sumber-sumber rejeki yang sepadan dengan kebagusan akhlak sampeyan. Derajat sampeyan akan dinaikkan oleh tangan-tangan berakhlak yang tahu menghargai akhlak. Namun jika sampeyan narimo dengan kemunafikan dan kepura-puraan yang terjadi di sekitar sampeyan, akan datang rejeki yang hanya akan menambah penyesalan sampeyan di akherat. Tak mengenyangkan, tidak berkah dan sebenarnya tak pantas buat menumbuhkan daging jika nantinya daging tersebut hanya menjadi santapan api jahanam. Tidak hanya daging sampeyan, tapi juga keluarga sampeyan.



pitutur.net

Isti’dzan (Etika meminta izin )

0
Diposting oleh cahAngon on 02 Juni 2011 , in
Kehadiran yang kontinyu (Istimror) dalam halaqoh adalah syarat utama pembentukan Pribadi Muslim yang Ideal. Tanpa kehadiran, sebuah halaqoh akan kehilangan jati dirinya sebagai sebuah Halaqoh, karena Secara bahasa Halaqoh artinya adalah Pertemuan, tiada pertemuan tanpa kehadiran.Oleh karenanya dapatlah disimpulkan bahwa jika kita rutin menghadiri halaqoh maka kita akan mendapatkan asupan - asupan yang fositip yang akan membentuk pribadi kita secara Ruhi (Rohani), Tsaqofi (wawasan Keislaman), Fikri (Pemikiran),da,awi ( dakwah) dll.
Lalu apakah kita tidak boleh absen (tak hadir) dalam kegiatan halaqoh.? Jawabannya , tentu saja boleh….! Asalkan ketidak hadiran kita dalam kegiatan halaqoh memiliki alasan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan (Syar’i), tidak mengada-ada ( alasan yang dibuat – buat untuk menutupi kemalasan atau kefuturan )

Mari kita cermati Ayat – ayat berikut mudah - mudahan dapat memotivasi kita untuk lebih memprioritaskan kehadiran kita dalam halaqoh.
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud , apakah dia termasuk yang tidak hadir.(Al-Quran 27 : 20 )
لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَاباً شَدِيداً أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُّبِينٍ
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya (IQOB) dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang". ( Al-Qur’an 27: 21)
فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِن سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.( 27:22 )

Tiga ayat diatas (An-naml : 20-22) dan ayat- ayat selanjutnya menceritakan kepada kita tentang dakwah nabi sulaiman yang membina bukan hanya kepada golongan manusia, tetapi beliau juga membina golongan jin, dan hewan, termasuk jenis burung (hud-hud), tatkala saatnya bertemu (halaqoh) Hud-Hud terlambat hadir (27:20) tanpa kabar ( belum ada Hp), maka nabi sulaiman sudah menyiapkan iqob (27:21) , Namun luar biasa ternyata keterlambatan hud-hud karena urusan dakwah (27:22 - dst).

Begitu pula pertemuan (halaqoh) dizaman Rasululloh Muhammad SAW, begitu sakralnya sampai ada kalimat penegasan bahwa orang yang meminta izin itulah orang yang Beriman kepada Alloh dan Rasulnya (Memiliki loyalitas yang tinggi), dua kali Alloh menyebut kalimat Amanu billahi warosulihi diawal ayat (Q.S.24 : 62) dan ditengah ayatnya Uwlaikalladzina yu’minuuna billahi warosulihi.cermati ayat dibawah ini.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَن لِّمَن شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mu'min ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan( Liqo Tarbawiyah), mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.24 :62)

Meskipun sudah diberi hak untuk memberi izin (fa’dzan liman si’ta minhum) rasul diperintah oleh Alloh agar memintakan ampun untuk mereka yang minta izin (wastagfirlahumulloh) sebagai pesan agar kita tidak menyederhanakan , menyepelekan urusan ummat (‘ala amrin Jaami’).

Wallohu ‘alam

http://islamedia.co.nr/