PROGRESS KASUS PENIPUAN TERHADAP KADER PKS. part 2

0
Diposting oleh maz pato on 23 April 2012 , in ,
Assalamu’alaikum wrwb,

Ba’da tahmid wa sholawat

Masih ingat kan dengan postingan saya beberapa waktu yang lalu? Supaya nanti nyambung, silahkan jika antum belum membacanya untuk meng-klik link berikut ini:

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=3237183442338&set=a.1184400164039.29395.1049303645&type=1

Seperti biasa sebelum saya lanjutkan, mohon diperhatikan dengan sangat hal2 berikut:



1. Saya kembali tidak akan menyebutkan nama secara eksplisit

2. JANGAN PERNAH memberikan komen atas tulisan saya ini dengan menanyakan nama akun seseorang dan menyebut namanya secara JELAS. Cukup dengan inisial atau via inbox ke akun FB saya (Rindro Suluh Nugroho) jika ada yang masih menyebutnya, maka diluar tanggung jawab saya ya.

3. Di bagian akhir kembali saya akan menyebutkan beberapa nomor telepon yang mungkin pernah digunakan untuk menghubungi antum dgn 4 digit nomor terakhir yang saya samarkan. Jika merasa ada kemiripan silahkan inbox saya 4 digit terakhirnya untuk konfirmasi

4. Sekali lagi dengan tulisan ini saya tidak bermaksud untuk menimbulkan kecurigaan di antara kita, tapi untuk meningkatkan kewaspadaan semata

Tujuan poin di atas adalah karena ini kejahatan yang agak sulit utk dibuktikan, maka saya hanya mencegah agar tidak menjadi fitnah dan untuk menghindari adanya delik hukum.

Oke, ceritapun berlanjut…

Setelah saya memposting cerita mengenai modus penipuan sebagaimana link di atas, sejak itu banyak inbox yang masuk untuk mengkonfirmasi dan menanyakan tentang kisah tersebut. Sebagian besar mengkonfirmasi nomor-nomor telepon yang saya cantumkan dibagian akhir dari kisah tersebut. Hasilnya cukup luar biasa, banyak dari nomor-nomor yang dikonfirmasikan via inbox semua bersentuhan dengan nomor-nomor tersebut. Bahkan pada perkembangannya tak hanya sekedar mengkonfirmasi atau sekedar ingin tahu tentang kisah tersebut tapi juga berbagi cerita dan pengalaman tentang pengalaman serupa yang dialami oleh para pengirim inbox tersebut kepada saya. Saya pun mulai menghubungi via inbox dan ponsel kepada beberapa orang yang diduga juga korban dari orang yang sama. Dimulai dengan share nomor telepon yang digunakan oleh si penipu ini kepada mereka. Dan hasil terakhir dari pengumpulan nomor-nomor telepon tersebut semua bermuara pada satu orang yang sama. Termasuk nomor rekening BRI yang sudah disimpan oleh seorang akhwat termasuk alamat dari pemilik rekening tersebut yang tak lain adalah orang yang sama sebagaimana kisah saya sebelumnya.

Ada satu cerita unik dari salah seorang akhwat yang dulu pernah jadi sasaran tembaknya menceritakan, bahwa penipu ini punya satu kebiasaan kalau ngobrol ditelpon, dia menggunakan fasilitas teleconference di ponselnya dengan teman, jadi mereka bisa ngobrol bersama. Suatu ketika saat dia sedang menelpon akhwat tersebut, tiba-tiba ponselnya menerima panggilan lain, dari seorang laki-laki yang dipanggilnya ustadz. Di telpon, laki-laki tersebut bertanya tentang satu nomor XL kepada penipu ini (ternyata itu adalah nomor pertama yang dia berikan kepada akhwat ini). Kata laki-laki tersebut no XL itu digunakan seorang wanita untuk menggangu rumah tangga nya. Karena istri laki-laki itu sendiri pernah bertanya langsung mengenai wanita ini. Lalu si penipu ini bilang, "Nomor itu adalah nomor almarhum istri saya yang sdh hilang, dan digunakan oleh orang lain”. Akhwat itupun jadi bertanya-tanya, "Jika kemarin-kemarin nomor XL itu dipakai untuk menghubungi menghubungi saya, lalu bagaimana bisa nomor itu dikatakan sudah lama hilang dan digunakan orang lain?” Rupanya disinilah kecerobohan si psikopat satu ini bermula.

Temuan lainnya adalah, adanya indikasi bahwa si penipu tidak bekerja sendirian. Hal ini terungkap dari cerita salah seorang korban ikhwan. Dengan modus hendak dita’arufkan dengan seorang wanita yang bernama N. Adapun si penipu pernah menginap selama seminggu di rumah si ikhwan. Jadi boleh dibilang mereka cukup dekat. Dalam modus penipuan ta’aruf ini, si penipu berada di dekat si ikhwan tadi dan anehnya proses ta’aruf dengan wanita bernama N tadi (saya tidak yakin orang ini benar-benar ada kecuali namanya saja) dilakukan via telepon. Perkembangan berikutnya, si ikhwan diminta mengirim hadiah berupa barang-barang untuk si N ini. Yang aneh adalah, bahwa barang-barang tersebut tidak dikirim langsung ke alamat N tapi semua dikirim ke alamat si Penipu ini. Cerita selanjutnya, ta’arufpun tak pernah berlanjut. Disini saya mulai berkesimpulan bahwa si penipu bekerjasama dengan seseorang di ujung telepon yang mengaku bernama N tadi.

Tanggal 18 April 2012, saya menghubungi salah seorang kepanduan di Riau untuk mengkonfirmasi keberadaan seorang kader bernama Sn (yang kami duga sebagai si penipu). Saya mendapat jawaban berupa SMS, bahwa info dari ketua DPD disana bahwa orang tersebut adalah kader bermasalah, tarbiyahnya tidak jelas, saat dia tinggal di purwokertopun juga bermasalah di DPDnya juga.

Tanggal 19 April 2012, saya memperoleh nomor telepon salah seorang ustadz Kaderisasi di Riau. Saya segera menghubungi beliau dan juga sekali lagi mengkonfirmasi keberadaan kader bernama MS. Ternyata beliau sebelumnya sudah dihubungi oleh salah seorang teman akhwat yang memberikan saya nomor telepon beliau mengenai kisah saya tentang Modus Penipuan Kepada Kader PKS. Sehingga ketika di telpon beliaupun langsung nyambung. Menurut informasi beliau, memang ada kader tersebut dibawah binaan Murrobi bernama Ustd. W yang mengaku pernah melihat mereka berdua (MS dan istri yang baru dinikahinya) di jalan. Bahkan Sn sempat menjadi ketua DPRa di tempatnya tinggal. Sang Murrobi juga menceritakan bahwa Sn ini sudah tidak hadir Halaqoh beberapa kali. Bahkan ketika proses nikahnya dengan akhwat dari Bekasi beliau tidak dilibatkan sama sekali kecuali hanya mengetahui rencana pernikahannya saja dan itupun beliau tidak tahu kapan hari H pernikahannya. Perkembangan berikutnya tepatnya pada tanggal 21 April 2012, saya mendapat SMS dari Ustd. Kaderisasi di Riau, yang menyatakan bahwa Sn sudah dinonaktifkan dari kegiatan-kegiatan kepartaian.

Dari sisi kami (saya dan istri) masih terus berusaha menelusuri dan menimbulkan keingintahuan kami soal proses pernikahan Sn dan Ng. Pada tanggal 20 April 2012, setelah mendapat nomor telepon Murrobiyah dari Ng (akhwat Bekasi yang dinikahi oleh Sn) dari seorang teman. Kamipun janjian untuk bertemu di sebuah masjid di kawasan Rawamangun. Dari situ kami mendapati informasi bahwa memang Ng dalam prosesnya tidak langsung kontak dengan Sn, tapi justru melalui temannya yang bernama P. Adapun P ini juga ternyata juga tidak langsung kenal dengan Sn tapi dikenalkan oleh seorang Dokter perempuan bernama E yang mengenalkannya melalui telepon kepada Sn. Tapi rupanya P tidak berkenan dengan Sn dan akhirnya mengenalkan Sn kepada Ng itupun atas permintaan Ng sendiri yang minta dikenalkan dengan Sn melalui temannya itu.

Sesuai cerita Murrobiyah Ng, bahwa ia sempat bertemu dengan Sn yang disini dia ditemani lagi oleh satu ‘oknum’ baru yang mengaku bernama D dan tinggal di kawasan Cijantung. D pun merekomendasikan kepada Murrobiyah bahwa Sn ini adalah temannya (cerita lengkapnya agak kurang jelas karena waktu itu hujan deras sekali). Ceritapun berlanjut dengan pernikahan antara Sn dan Ng. Namun disini saya sedikit aneh dengan oknum bernama D ini. Karena dia berani merekomendasikan Sn kepada si MR (Murrobiyah) sebagai sesama aktivis dakwah. Belakangan saya akhirnya sudah bisa mengenali siapa si D ini melalui penelusuran terhadap inbox-inbox yang masuk kepada saya. Saya dapatkan satu kisah cocok tentang oknum D yang ternyata dia juga berteman di FB dengan Sn, juga ada komen-komen dari Sn yang terkesan akrab terhadap D. Bahkan saya sudah pegang foto dari oknum D ini dan setelah dikonfirmasi kepada salah seorang yang hadir dipernikahan Sn dan Ng memang orang ini benar keberadaannya. Rumahnya yang di kawasan Cijantung juga sudah saya ketahui berikut nomor telponnya. Namun tentu saja itu semua saya simpan sebagai data. Mengenai keterlibatan oknum D ini, saya hanya berhusnudzon bahwa dia hanya membantu proses pernikahan antara Sn dengan Ng saja.

Tapi tetap saja ada hal yang aneh, yakni ketika saya mencoba menghubunginya diawali dengan miss call nomor telpon dari D. Kemudian saya tutup dan dapat kiriman sms dari D yang meminta saya untuk telpon balik. Saya hanya bertanya via sms siapa beliau dan dijawab bahwa dia adalah D. Ketika saya bertanya perihal hubungannya dengan Sn, dia tidak serta merta menjawab malah kemudian tiba-tiba pengakuannya berubah bahwa dia bukanlah D. Tentu saja saya jadi merasa aneh. Setelah itu ponselnya dimatikan dan belum bisa lagi dihubungi. Saya masih tetap berhusnudzon bahwa beliau tidaklah terlibat dengan aksi-aksi Sn sebelum dan sesudah menikah.

Adapun mengenai si Sn sendiri, semula saya berharap bahwa dia akan sadar setelah menikah dengan Ng. Ternyata masih ada laporan bahwa Sn masih sempat meneror seorang akhwat dengan nomornya Simpatinya yang lama yang mana nomor itu juga digunakan ketika merayu seorang ikhwan di Medan. Dan hingga Ahad siang kemarin saya juga masih menerima laporan sms terror yang ditujukan kepada istri salah seorang ikhwan dengan mengaku sebagai istri kedua dari suaminya dan sedang dalam kondisi hamil dan minta di transfer sejumlah uang ke nomor rekening atas nama Sn ! Adapun aksi percobaan ‘penggodaan’ yang kami alami juga dilakukannya melalui seorang wanita yang mengaku bernama N, justru setelah dia menikah.

Sampai disini saya masih belum dapat perkembangan baru, kecuali bahwa saya masih berkomunikasi dengan kaderisasi di Riau. Dan pada tanggal 23 April 2012 tepatnya hari Ahad jam 16.51 Ustadz W menghubungi ponsel saya untuk meminta klarifikasi soal postingan saya di FB terkait kasus yang melibatkan saudara S di Riau. Pembicaraan saat itu terputus dan saya telah berjanji kepadanya untuk mengirim email kepada beliau.

Setelah berunding dengan istri dan mendapat masukan dari teman-teman, rencananya jika memang Allah mengizinkan dan tak ada suatu apapun yang menghalangi, kami akan mencoba berkonsultasi dengan sebuah lembaga bantuan Hukum yang dikelola oleh ikhwah dimana MR istri saya beraktifitas disana. Kami akan berkonsultasi dengan mereka bagaimana sebaiknya kasus ini dihadapi. Secara pribadi saya sudah kepalang basah (pinjam istilah teman saya, tks Mas Hen atas dukungannya dan juga teman-teman yang lain). Dan tentunya jika memang proses ini akan benar-benar berlanjut ke ranah hukum, maka saya harapkan kerjasama dari teman-teman semua baik antum yang mendukung secara penuh atau tidak untuk memberikan keterangan dan informasi sekecil apapun terkait kasus ini. Khususnya buat sahabat-sahabatku yang pernah menjadi korban dari Sn. Percayalah saya mengerti apa yang antum rasakan, karena saya juga merasakannya bahkan kemarahan yang sangat terhadap Sn ketika dia berusaha menghancurkan Rumah Tangga saya. Itulah sebabnya seolah saya terus mengejarnya seperti orang ‘kesetanan’. Karena saya berfikir dengan sederhana, jika kepada saya dia gagal dan jika penyakitnya tak pernah sembuh, maka akan semakin banyak korbannya dengan modus yang bisa saja berbeda sama sekali dari sebelumnya. Jikalau ternyata setelah berkonsultasi kami disarankan untuk berhenti karena tidak adanya dukungan yang real dari para saksi korban dan bukti-bukti, terpaksa dengan berat hati saya hentikan sampai disini sambil hanya bisa berdo’a agar Allah melindungi kita semua dan juga menyadarkan para pelaku kejahatan.

Yang namanya usaha untuk kebaikan, memang terkadang tidak bisa mulus sepenuhnya. Terkadang ada saja pihak-pihak yang mendiskreditkan saya. Alhamdulillah istri tercinta dan juga teman Halaqoh mendukung saya serta tentunya teman-teman yang lain yang saya kenal di dunia maya maupun nyata.

Berikut ini kembali akan saya tuliskan nomor-nomor telepon yang telah saya dapatkan hingga kini dan mohon jika antum pernah bersinggungan dengan nomor-nomor dibawah ini untuk menghubungi saya via inbox (Rindro Suluh Nugroho).

1. 0857 1666 ****
2. 0853 5681 ****
3. 0857 6770 ****
4. 0878 9344 ****
5. 0813 8863 ****
6. 0821 7253 ****
7. 0819 3369 ****
8. 0853 5681 ****


Sebenarnya masih ada 3 nomor lagi, namun karena kami dapat info bahwa itu nomor yang pernah digunakan oleh Ng (istri Sn), maka sengaja tidak akan saya tuliskan. Demi menjaga kebaikan dan keselamatan beliau.

Akun-akun FB yang pernah digunakan:

1. S alias DM alias FA
2. NM
3. SR
4. RY

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas dukungan dari teman-teman selama ini. Semoga apa-apa yang saya sampaikan di atas bisa menjadikan pelajaran buat kita semua. Betapa indahnya dunia maya dengan segala tampilannya yang terkadang menipu.

Semoga kita semua menjadi lebih waspada lagi, dan benarlah pesan bang Napi:

KEJAHATAN TERJADI BUKAN HANYA KARENA ADANYA NIAT, TAPI JUGA KARENA KESEMPATAN

Jangan sekali-sekali kita ‘membuka’ kesempatan itu untuk dimasuki oleh para penjahat tersebut apalagi penjahat-penjahat yang berkedok ‘cinta’ dan pada akhirnya hanya membawa kerugian pada diri kita.

Wassalamu’alaikum wrwb

Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar