Jalan Taqwa

0
Diposting oleh cahAngon on 23 Mei 2013 , in ,
  




Sekitar 2 bulan yang lalu simbah menghadiri acara gathering distributor Herbal di satu Hotel di ibukota. Simbah bersyukur, karena di acara itu simbah menginap bersama satu kawan baik dari Surabaya yang sudah lama tidak ngobrol. Dari sekian banyak topic obrolan, ada satu tema obrolan yang simbah anggap paling berkesan. Dan simbah tergerak untuk berbagi melalui tulisan ini.
Adalah Pak Mahmud (bukan nama sebenarnya) sohib simbah tersebut, memiliki seorang isteri yang didiagnosa oleh dokter menderita penyakit kanker leher rahim atau Ca Cervix stadium III. Vonis penyakit ini dirasa oleh sohib simbah seakan bagaikan ketokan palu hakim yang memvonis hukuman mati pada terdakwa. Karena tidak yakin, pak Mahmud mencari dokter lain untuk memastikan. Dan dua dokter lain yang ditemuinya ternyata menyimpulkan hal yang sama.
Akhirnya pak Mahmud mau tak mau menerima kesimpulan diagnose tersebut, yang memang disertai serangkaian pemeriksaan laboratorium yang mendukung. Beliau lalu menanyakan berapa biaya tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi penyakit istrinya tersebut. Dokter menyebut angka hingga 80 jutaan untuk serangkaian tindakan dan kemoterapi yang dibutuhkan. Dengan catatan, bahwa tindakan tersebut tidak menjamin istrinya sembuh total.
Pak Mahmud faham. Lalu disiapkannya uang puluhan juta tadi. Bukan untuk digunakan sebagai biaya terapi, namun dia sedekahkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, semisal: Panti Asuhan, fakir miskin serta kaum dhuafa. Jumlah yang dia sedekahkan sama persis dengan jumlah biaya terapi yang disebutkan oleh dokter. Dan isterinya dibawa pulang ke rumah, lalu diterapi menggunakan herbal yang selama ini bisnisnya dia tekuni.
Waktu pun berlalu. Setelah jarak sekian bulan pak Mahmud melihat kondisi istrinya membaik. Akhirnya diajaklah kontrol ke dokter yag dulu merawatnya. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, seluruh dokter yang merawatnya sepakat menyimpulkan bahwa kanker serviksnya sama sekali tak dijumpai jejaknya. Subhanallah…!!
Simbah tercekat mendengar penuturan kisah ini langsung dari pelakunya. Bahkan kabar gembira tak berhenti sampai disitu. Setelah dinyatakan kankernya menghilang, sang isteri hamil dan melahirkan seorang bayi yang sehat. Mantebh tenan..
Satu nasehat sempat terungkap dari pak Mahmud:
“Uang 80 juta itu jika saya serahkan dokter untuk terapi, saya sudah tahu ujung hasil akhirnya bagaimana. Maka saya memilih untuk menyerahkan itu kepada Allah, yakni dengan sedekah tersebut. Dan Allah memberikan hasil lebih baik maakala uang itu saya sedekahkan di jalan Nya.”
Simbah berpikir, ini adalah jalan khusus. Tak semua orang diberi jalan sebab kemudahan dari arah ini. Namun ini sejalan dengan pesan dari firman Allah di Surat At Tholaq:
“Barangsiapa bertaqwa pada Allah, Dia akan berikan jalan keluar”
Hanya saja apa yang dikerjakan oleh sohib simbah ini bukanlah satu amalan yang bisa digeneralisir ke semua orang. Karena tingkat ketakwaan orang berbeda-beda dan keyakinan orang juga berbeda. Dikhawatirkan dengan kisah ini orang akan terinspirasi lalu ikut-ikutan namun tanpa diiringi keyakinan yang cukup. Bahkan yang banyak terjadi justru malah diiringi dengan usaha ‘MENGUJI ALLAH’. Naudzubillah.
Padahal dengan adanya musibah itu sebenarnya kitalah yang diuji. Bukan kita melakukan amalan coba-coba lalu menunggu hasil dan mendikte Allah hasilnya harus begini dan begitu. Inilah yang disebut menguji Allah. Dan kebanyakan manusia melakukan hal ini.
Adapun sohib simbah ini, saat istrinya belum menderita sakitpun merupakan orang yang sangat dermawan. Kedermawanannya bukan lantaran saat isterinya sakit tersebut. Jalan yang dia tempuh pun karena dilandasi keyakinan siap menerima apapun hasil yang Allah berikan. Entah itu ajal atau kesembuhan yang diberikan pada isterinya.
Pelajaran yang dapat simbah petik disini adalah, rejeki dan jalan keluar yang Allah sediakan kepada orang yang bertaqwa itu selalu luar biasa dan selalu dari jalan spesial. Hanya orang dengan kualitas spesial yang pantas diberi rejeki spesial. Jika amalannya masih amalan orang rata-rata pada umumnya, maka rejekinya juga dari jalur umum. Dan kita diberi kesempatan untuk menjadi spesial dengan banyak kesempatan. Salah satunya dengan menjalani puasa di bulan Ramadhan nanti.
Allah perintahkan puasa dengan harapan agar kita menjadi taqwa. Bukan untuk menjadi gubernur, atau orang kaya, atau orang tajir, atau orang berkuasa…… semua itu remeh dan jalur biasa. Allah jadikan kita menjadi orang bertaqwa dengan puasa, agar kita spesial di hadapan Allah. Sehingga Allah bisa berikan hal-hal spesial yang tidak diberikan-Nya kepada manusia yang masih menapaki jalur umum. Dan semoga kitalah hamba yang spesial itu.


http://www.pitutur.net/jalan-taqwa.jsp#more-522

Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar