Nama-Nama yang Baik

0
Diposting oleh noname on 16 Mei 2012 , in

Nama-Nama yang Baik 

Ketika ada seseorang menyebutkan sebuah nama kepadamu, tentu sekilas
terlintas dalam benakmu sosok pemilik nama itu. Bila nama itu indah, tentu tampak
dalam bayanganmu seseorang yang tampan dan menyenangkan. Seringkali pula hal
itu terwujud dalam kenyataan, sehingga nama itu punya pengaruh positif dalam jiwa
dan hatimu.


Sebaliknya, nama-nama yang aneh dan asing, tentu bakal meninggalkan kesan
negatif dan mempengaruhi citra terhadap pemilik nama itu, hingga sering tak mampu
melupakannya  tatkala bertemu dengannya. Nama-nama yang  aneh sering
mempengaruhi kejiwaan pemiliknya, karena perilaku seseorang juga dapat dihasilkan
oleh pengaruh refleks dari makna yang terkandung dalam sebuah nama.

Nama-nama asing yang digunakan oleh sebagian keluarga untuk putra-putri mereka dapat
menjadi motivasi yang mempengaruhi kepribadian mereka. Anak lelaki yang diberi
nama wanita atau nama yang maknanya kurang baik, niscaya mempengaruhi
kejiwaan anak tersebut karena  adanya  cemohan  orang  lain terhadapnya.

Nama-nama buruk yang tidak disukai oleh perasaan dapat melukai hati pemilik
nama itu. Engkau melihat ia menjadi minder dan menjauh dari pergaulan dengan
orang lain. Bila seseorang ingin mengganggunya dengan menyebut namanya,
kemungkinan terjadi reaksi spontan, yang terkadang sampai membuatnya
melakukan hal-hal yang tidak terpuji.

Peristiwa-peristiwa semacam ini banyak terjadi.
Sering terjadi ketika seseorang ditanya tentang namanya, ia hanya menyebutkan
namanya yang baik sedang-kan nama lanjutannya,— yang dianggap kurang baik—
disembunyikan. Dalam suasana seperti ini tidak sepatutnya engkau memaksanya
untuk menyebutkan, demi menjaga perasaannya.

Karena itu, memberi nama anak harus berhati-hati. Kini banyak orang senang
menggunakan nama-nama palsu untuk menutupi nama-nama asli atau nama yang
sebenarnya. Kalau sudah terjadi yang demikian itu, sulit untuk mengembalikan lagi
nama aslinya. Memilih nama yang baik adalah suatu kebutuhan, baik bersifat individu
maupun sosial. Nama yang baik dapat menumbuhkan harga diri dan kepercayaan
anak-anak tatkala mereka nanti berinteraksi dengan teman sebayanya.

Banyak hadits Nabi yang memberikan pengarahan kepada para orang tua untuk
memilih nama-nama yang menyenangkan buat anak-anak mereka. Ada seseorang
menemui Rasulullah saw. Ia bernama Shah(sulit), lalu beliau memberi nasihat agar
mengubah namanya menjadi Sahl (senang), karena nama ini memberi kesan positif
dan menggembirakan, tidak  membuat  orang  lain  menjauh.

Ada sebagian masyarakat yang telah memahami persoalan ini dengan baik. Mereka
memahami hakikat di balik nama itu dan bagaimana pengaruhnya terhadap pemilik
nama, masyarakat  di mana ia hidup, dan citra keluarganya.
Nama sering mengisyaratkan kewarganegaraan dan kebangsaan pemiliknya.
Setiap warga negara tertentu memiliki nama-nama yang khas dan masyhur.
Hanyadengan menyebut namanya, engkau dapat mengetahui asal negara sekaligus
mengenal sosoknya. Apakah ia orang Mesir, orang Sudan, Saudi Arabia, Yaman,
Indonesia, Malaysia, atau Eropa. Nama dan bentuk tubuh memberi tahu kita
kewarganegaraan seseorang.

Selain itu, nama juga bisa mengingatkan berbagai peristiwa bersejarah. Di masa
pemerintahan Raja Fuad banyak terdapat nama "Fuad", di masa Raja Faruq banyak
terdapat nama "Faruq", di masa Presiden Gamal Abdul Nasher banyak terdapat
nama "Gamal", dan begitu seterusnya. Peristiwa-peristiwa bersejarah tergambar
dalam nama-nama  generasi  yang hidup semasa dengannya.

Pada masa kebangkitan Islam, bermunculan nama-nama islami, seperti nama-
nama para Nabi as., para sahabat, para tabi'in, juga nama-nama para pemimpin yang
shalih dan para pembaharu Islam. Sebaliknya, di masa merebaknya iklim fanatisme
jahili, ada orang yang memberi nama anaknya dengan "Hitler", ada lagi yang
memberinya nama "Stalin", dan ada pula yang memberi nama putranya "Abu Jahal".

Di antara mereka terdapat keluarga yang memakai nama tumbuh-tumbuhan,
seperti keluarga  Kasbir  (ketumbar), keluarga  Laimunah  (jeruk), keluarga  Bashal
(bawang merah), keluarga  Karrat  (wortel), keluarga  Thamathin  (tomat), keluarga
Zaitun, atau keluarga Fulful (kacang).

Dalam hal ini, Islam mempunyai pendapat yang jelas. Kita harus memiliki
komitmen kepadanya. Islam meng-anjurkan kita untuk memilih nama yang baik.
Ibnul Qayyim telah menjelaskan dalam kitab  Zadul Ma'ad  tentang hikmah dari
memilih nama yang baik. la mengata-kan bahwa nama adalah "wadah makna" dan
petunjuk-nya. Selanjutnya ia mengatakan, "Hendaknya antara nama dan arti
mempunyai kesesuaian.

Seorang ayah memilihkan nama untuk anak laki-laki
mereka yang kiranya menggambarkan kejantanan, kesungguhan, keberanian,
dan kemuliaan. Sedangkan untuk anak putri mereka, pilihlah nama-nama yang
mengandung makna iffah (sikap menjaga diri), kesetiaan, keikhlasan, dan kesabaran."

Karena itulah Rasulullah saw. senang mengubah nama seseorang yang telah
masuk Islam, dengan nama-nama yang islami, yang menyenangkan dan menggam-
barkan makna positif. Beliau pernah mengubah nama  Al-'Ashi  (pembangkang)
dengan Abdullah (hamba Allah), nama Barah diganti dengan Zainab.

Rasulullah saw. menganjurkan umatnya agar memilih nama-nama yang indah
untuk putra-putri mereka. Beliau memberi tahu kita bahwa pada hari kiamat nanti
setiap orang akan dipanggil sesuai dengan namanya dan nama ayahnya.

Beliau juga  mencintai nama-nama yang bagus, karena memiliki daya tarik dan lsyarat yang
positif. Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa beliau memerintahkan sekelompok
sahabat untuk memerah susu kambing, lalu seseorang bangkit untuk melaksana-
kannya. Rasul saw. bertanya, "Siapa namamu?" Yang ditanya menjawab, "Murrah
(pahit)." "Duduklah!" perintah Rasul. Lalu yang lain berdiri dan Rasul bertanya,
"Siapa namamu?" "Harb (peperangan)." "Duduklah!" suruh Rasul. Lalu yang lain lagi
berdiri dan Rasul saw. bertanya, "Siapa namamu?" Ia menjawab, "Ya'isy (hidup)."
Untuk kali ini Rasul saw. berkata, "Perahlah!" (HR. Malik dalam kitab Al-Muwatha'
dari Yahya bin Sa'id)

Yang paling baik adalah menamai anak dengan nama nama islami, bukan dengan
nama-nama asing. Sebaik-baik nama adalah nama yang disandarkan kepada
Allah,— misalnya Abdullah, Abdur Rahman, Abdur Razzaq— atau yang
mengandung arti pujian —misalnya Ahmad, Muhammad, Mahmud—.

At-Thariq ilal Quluub Abbas As-Siisi


Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar