Emha: Ini Malam Revolusi PKS...!!

0
Diposting oleh cahAngon on 24 Februari 2011 , in
Reporter: Abuhasan Surhim*
Emha Ainun Nadjib yang juga dikenal dengan Cak Nun tampil dengan Komunitas Musik Kyai Kanjeng pada acara “Munajat Nasional” dalam rangka Mukernas PKS 2011 di Yogyakarta. Ribuan warga Jogja bersama keluarga besar PKS tumpah ruah memadati Mandala Bhakti Wanitatama yang berubah menjadi arena budaya, pada Rabu malam 23 Februari 2011. Acara dibuka dengan sambutan dari Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq dan dihadiri jajaran DPP PKS.

Emha tampil full tim dengan Kyai Kanjeng dan juga ditemani sang istri, Novia Kolopaking.

“Novia ini sangat beruntung dapat saya…,” ujar Emha yang kontan disambut tawa hadirin.

“Lho, fakta itu kan harus dibalik di depan publik agar pencitraan jadi baik....,” sambung Emha yang makin membuat hadirin terpingkal dengan “kritik halus” ala Emha.


Berikut transkrip cuplikan “orasi” Emha yang sempat saya rekam:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh,

Karena ini PKS, saya akan mengawali dengan ayat dari surat al-Fath. Mudah-mudahan perjumpaan malam hari ini, yang banyak orang heran, bagaimana mungkin Kyai Kanjeng bareng PKS? Itu membatalkan pemetaan politik dan kebudayaan yang terlanjur ada. Tapi malam ini mudah-mudahan menjadi malam kemenangan bagi semua umat manusia, kemenangan bagi seluruh bangsa Indonesia.

(Emha lalu membaca surat Al-Fath ayat 1-3)

(Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat/banyak).

Ada eskalasi kemenangan di dalam ayat itu, saya tidak akan menguraikannya karena itu akan menyinggung perasaan para asatidz PKS, karena mereka pasti lebih tahu dari saya, tapi ada beberapa janji Allah di ayat itu.


Saya langsung saja mengawali dengan rasa syukur bahwa PKS mengundang Kyai Kanjeng. Bukan masalah Kyai Kanjeng pengin tampil, … tapi begini, ini ada seorang teman diantara anda, teman saya dari Arizona AS, Max W….., yang sedang mempelajari dan meneliti politik dan islam di Indonesia. Dia itu tidak faham, kok bisa Emha Kyai Kanjeng ber-acara bareng sama PKS? karena pemetaan yang dia alami selama ini: PKS itu kutub selatan, saya itu kutub utara, atau satu di barat satu di timur. Dan malam hari ini kita bersyukur karena kita bukan di kutub utara, kita bukan di kutub selatan, tapi kita bersama-sama menjadi penghuni katulistiwa. Kan gitu toh?

Kita juga akan menuju satu pemahaman dan proses politik, kebudayaan, peradaban yang Laa Syarkiyyah wa Laa Ghorbiyyah, bukan barat dan bukan timur.

Jadi nanti ustadz Hidayat Nur Wahid dan para petinggi PKS kita mohon maju ke panggung. Dia (HNW) yunior saya di Gontor, jadi saya akan lihat muhadorohnya beliau. Kalo ustadz Hidayat butuh 6 tahun untuk tamat di Gontor saya cukup 2 tahun, karena memang kemampuan mencari ilmunya berbeda (geerrr…..). Itu mengapa Gontor segera mengusir saya keluar, tapi kalau ustadz Hidayat dia harus sampai tamat karena butuh 6 tahun dia baru bisa menjadi pendekar (geerrr…...). “Itu carane wong putus asa membela diri,” sambung Emha disambut riuh.


Emha melanjutkan...

Begini, malam ini kita akan punya obrolan beberapa tema tentang PKS.

Pertama: PKS dan Kesenian

PKS selama ini dianggap punya masalah terhadap kesenian. Nah, malam ini kita akan elaborasi. Dengan beliau (HNW) mengundang Kyai Kanjeng disini, itu berarti sudah khatam majlis tarjihnya PKS, ba’tsul masailnya PKS (Dewan Syariahnya PKS), bahwa musik itu tidak termasuk bid’ah, sebagaimana partai politik juga bukan bid’ah. Nah, saya kira proporsi mengenai fiqih dan ushul fiqih masalah ini sudah beres di PKS sehingga dengan gagah perkasa malam hari ini menghadirkan Kyai Kanjeng. “Dan Kyai Kanjeng akan mendidik PKS agar supaya lebih kurang ajar sedikit….” (geerrr……)

Kedua: PKS dan Nasionalisme

Itu juga masih dicurigai orang. Kita tunjukan malam hari ini, dengan PKS minta saya disini, saya menduga husnudzon PKS ingin menunjukan bahwa PKS itu nasionalis. PKS itu kan sedang bergerak dari kelompok yang mengkhawatirkan dan menakutkan orang lain menjadi kelompok yang diharapkan oleh orang lain. Kan banyak yang cemas pada pemilu kemarin (2009), kan seluruh Eropa dan Amerika takut sama PKS menang. Gimana kalau PKS menang? Nah, pemilu yang akan datang dunia berharap PKS yang menang!

“Yo, tapi klakonmu (kelakuanmu) dirubah. Agak lebih ramah, punya ekspresi kultural, bisa memahami orang tahlilan….,” sambung Emha yang disambut tawa riuh hadirin.

Ketiga: PKS dan non-muslim

Malam hari ini, PKS akan menegaskan bahwa dia pengamal ajaran Muhammad SAW, bahwa muslim adalah yang ucapan dan perilakunya mengamankan semua pihak. Nah, malam ini saya sudah mengundang seorang pendeta dari Semarang dari gereja Isa al-Masih. Nanti kita akan sandingkan dengan ustadz Hidayat Nur Wahid di panggung ini.

Dengan demikian, malam ini adalah pemberitahuan kepada seluruh dunia bahwa PKS bukan orang eksklusif, bukan orang kuper, bukan orang dangkal, dan malam hari ini merupakan revolusi kebudayaan PKS untuk maju kedepan dan memimpin yang lebih baik bagi semua pihak.

(15 menit file aseli rekaman pengantar Emha diatas dapat didonlot disini)


Acara totality sangat luar biasa. Ustadz Hidayat Nur Wahid, ustadz Luthfi, ustadz Sukamta (Ketua DPW PKS DIY) dan Musthafa Kamal (Ketua Fraksi PKS) tampil sepanggung dengan Emha dan Pendeta Rudi yang jauh-jauh dari Semarang antusias hadir di acara PKS.

“Mas Rudi, kamu juga bisa jadi ketua cabang PKS di Semarang….,” canda Emha usai Pendeta Rudi tampil berbicara tentang pentingnya ketulusan dan kebersamaan membangun bangsa.

Di penghujung acara, usai Kyai Kanjeng menyanyikan medley lagu-lagu daerah dari mulai Sabang hingga Merauke, Emha meminta ada hadirin dari PKS untuk tampil di panggung bernyanyi bersama Kyai Kanjeng. Tak diduga, tampillah salah satu hadirin yang ternyata pengurus PKS dari Nusa Tenggara Timur. Dia membawakan salah satu lagu daerah NTT dengan fasih dan lancar, namun kalimat di bait terakhirnya digubah menjadi berbunyi "...PKS.... tetap terbaik…!!!” yang bikin Emha dan Novia geleng-geleng sambil senyam-senyum.

Pukul 23.10 acara berakhir dengan ditutup lantunan do’a oleh ustadz Hidayat Nur Wahid. Do'a untuk kemaslahatan bangsa dan juga kemaslahatan Mukernas PKS yang malam nanti (Kamis, 24/2) akan dimulai.

Selamat ber-mukernas bagi 2500 qiyadah PKS seantero Indonesia dan dunia.

SELAMAT BEKERJA UNTUK INDONESIA!

*sumber: pkspiyungan.blogspot.com

Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar