Keluh Kesah Sang Iblis

0
Diposting oleh cahAngon on 20 Januari 2012 , in
Mengutip naskah, "Javid Namah" kitab sastra puisi yang merupakan magnum opusnya karya-karya Muhammad Iqbal, maestro penyair sekaligus legenda Islam abad 21 yang belum tergantikan.

Naskah ini juga dikenal dengan judul "Book of Eternity". Diterbitkan pada 1932, naskah ini cukup janggal untuk dikonsumsi pada masanya. Sebagai Filsuf, tahukah siapa tokoh-tokoh dalam carita ini? antara lain: Djibril, Al-Hallaj, Nietzche, Iblis, dsb.


Berikut adalah satu petikan dialog yang dimainkan oleh tokoh iblis: "...Ya Tuhan penguasa mereka yang benar dan tidak benar, menyertai insan telah membuat kami memar, tiada sekalipun mereka pernah memberontak terhadap kekuasaanku, telah dipejamkannya matanya merenungkan dirinya namun tidak juga ia menemukan dirinya.


Debunya sama sekali tak mengenal kesukaan membangkang, tak mengenal pancaran harga diri yang cemerlang. Binatang buruan itu berkata pada pemburu: 'tangkap aku!'

Hindarkan diriku, ya Tuhan, dari hamba yang kelewat patuh itu! Bebaskan aku dari binatang buruan yang demikian itu.

Ingatlah akan kepatuhanku dimasa lalu.

Cita-citaku yang mulia lewat dirinya telah terhina, duhai malangnya diriku, malangnya!

Wataknya belum matang, ketetapan hatinya mudah digoncang, penuh raga. Lawanku ini tak dapat menahan satu pukulan saja dariku. Kubutuhkan hamba Tuhan yang berpenglihatan lantang, kubutuhkan lawan yang lebih matang!

Ambilah kembali barang permainan dari air dan lempung ini, bagi orang dewasa tak cocok mainan kanak-kanak ini.

Apakah insan? segenggam jerami. Sepercik api diriku cukup untuk segenggam jerami. Jika tak ada apapun selain jerami di dunia ini, apa gunanya menganugerahkan padaku begitu banyak api?

Sungguh memalukan meluluhkan sekeping kaca. Meluluhkan batu karang, itulah pekerjaan yang sebenarnya, sepantasnya!

Aku telah menjadi sedih dengan segala kemenanganku.

Sehingga hamba pun menghadap pada-Mu kini mengharapkan ganti rugi semua itu.

Kumohon dari-Mu seseorang yang berani menolak ku. Tunjukan padaku untuk mendapatkan hamba Tuhan yang semacam itu. Kubutuhkan seorang yang akan membekuk batang leherku. Seseorang yang berkata 'pergilah dari muka ku!'

Seseorang yang dimatanya dua butir jewawut pun tak berharga diriku. Beri aku, ya Tuhan, insan yang benar-benar beriman seorang saja. Siapa tahu aku akan mengenal kegirangan dalam kekalahanku pada akhirnya." 


Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar