Jempol...!!!

0
Diposting oleh cahAngon on 12 Oktober 2011 , in ,
"Jempol!" Itulah ungkapan sederhana yang pantas diberikan untuk Operasi Politik Tim Sekjen Partai ini. Melalui move nya, Partai ini telah menunjukkan bahwa ia bukan partai mungil yang sekadar berkoar mencari penghidupan demi menyambung eksistensinya dari satu Pemilu ke Pemilu berikutnya. Partai ini berhasil memberikan sebuah ilustrasi efektifitas komunikasi politik yang terencana dan membuahkan Pemenangan Opini melalui sebuah Operasi Politik yang terencana. Sebutlah namanya Operasi Cukur Cakar.

Politics is about Opinion
Panggung politik adalah sebuah panggung pertunjukan opini yang dipertontonkan kepada rakyat. Maka, dalam skala apapun, anda disebut berhasil sebagai politisi, jika speaker opini anda mampu menyedot perhatian orang paling banyak. Dan dengan caranya sendiri, persis itulah yang dilakukan Partai ini. Mengkapitalisasi peristiwa-peristiwa Politik nasional untuk membangun kepercayaan (baca: persepsi) publik atas Partai ini. Berhasilkah ? Persepsi atas Partai ini
Sejatinya, Partai ini membawa tagline "Clean and Caring". Namun sejumlah kejadian di atas panggung yang tak terkelola dengan baik berhasil dimanfaatkan pihak lain untuk melemahkan Partai ini. Tagline Partai ini pun sedikit demi sedikit mulai terhapus. Ternyata Partai ini toh tidak bersih² amat. Ternyata Partai ini toh tidak peduli² amat. Itulah Opini Politik yang saat itu memayungi Partai ini. Lalu apa damage control yang dilakukan Partai ini untuk merestore persepsi Publik tsb? Pelaporan kekayaan wakil rakyat sudah. Penolakan Gratifikasi sudah. Isu pemberantasan mafia pajak sudah. Ribuan kader yang menggelar aksi-aksi Peduli ini dan itu sudah. Tapi hasilnya bagi pembentukan persepsi publik sejauh mana? Di mata rakyat. Terlalu sedikit, jika tidak dikatakan NOL. Inilah PR besar partai ini. Bagaimana mengembalikan Persepsi (baca: kepercayaan) Publik melalui Logika Politik.

Persepsi Publik vs Logika Politik
Di luar dugaan, ternyata Partai ini cepat belajar. Tidak ada masalah yang tidak bisa diurai. Mungkin begitulah keyakinan Partai ini. Lalu dimana letak titik masalahnya? Dibagian lain negeri ini, muncul sebuah entitas anak negeri sebagai the new rising star. KPK. Kinerja Lembaga ini selama 9 tahun yang berhasil memenjarakan sejumlah koruptor berhasil merebut simpati rakyat negeri. Disinilah awal terjadinya shifting atas persepsi publik. Bahwa mahkota "bersih" tidak lagi milik Partai ini. Melainkan telah berpindah tangan. Kepada siapa? Tentu saja kepada badan yang paling banyak memburu koruptor dengan "tangkap basah" dan alat bukti sadap sana sini. KPK. Tapi benarkah Lembaga ini memang bersih tanpa noda? Tanpa ujian dunia politik, kita takkan pernah benar-benar tahu.

KPK: Lembaga Tanpa Noda
The best Defense is to Attack. Lembaga ini dibentuk dengan uang rakyat untuk menyehatkan fungsi lembaga-lembaga negara dalam memberantas kanker korupsi yang sudah begitu semrawut di dalam negeri. Maka genderang perang terhadap korupsi pun ditabuh. Dengan misi menangkap para koruptor, dan memberikan efek jera, Lembaga ini merangsek hampir ke semua lini negera tanpa kecuali. Dari hakim yang mencopet 50 juta hingga Dewan Gubernur Bank Indonesia dijebloskan tanpa ampun. Dan tak terkecuali anggota DPR. Chaos negara pun tercipta. Lembaga yang lain masuk jurang nista. Kecuali satu. Lembaga ini. Lembaga yang lain adalah sarang potensial koruptor. Kecuali satu. Lembaga ini.

Bailout Century: Testing the Water
Selalu ada batu ujian bagi setiap orang. Dan melalui hasil sidang paripurna DPR yang mengevaluasi kasus dana bailout Century, Lembaga ini mendapati batu ujian pertamanya. Hasil sidang paripurna DPR menyerahkan sebuah mandat bagi Lembaga ini untuk memproses berkas kasus dana bailout Century sbg sebuah tindakan kejahatan korupsi yang harus segera di follow up. Apa yang selanjutnya terjadi pada kasus Century setelah ditangani Lembaga ini? Frankly, nothing significant. Sejak itulah, titik lemah Lembaga ini terbuka bagi publik. Bahwa Lembaga ini ternyata tidak seprofesional dan sebersih yang diduga. Bahwa Lembaga ini menyimpan sesuatu. Sesuatu yang membuat laju kencangnya sbg Lembaga Superbody tiba-tiba melambat.

Sekali Kayuh, 2-3 Pulau Terengkuh
Setelah hasil testing the water menyatakan Lembaga ini punya issue, maka dimulailah Operasi Politik. Misinya untuk membuka topeng Lembaga ini. Bukan untuk membubarkannya, tapi untuk mengetahui sejauh mana kekuatan Defense System this so called Superbody. Serta mendapatkan manfaat lain sbg trickle down effect tentunya. Operatornya adalah Sekjen 1, Sekjen 2. Konfliknya adalah menuntut Profesionalitas Lembaga ini melalui penyelesaian kasus Century. Maka dimulailah Operasi ini. Di atas panggung politik, Sekjen 2 membuat serangan terbuka secara intens di setiap media terhadap Lembaga ini. Bahkan ini sudah menjadi selfbranding Sekjen 2 yang juga anggota Komisi III yang turut merumuskan Lembaga ini. Serangan bertubi-tubi dari Sekjen 2 ternyata berakhir tanpa balas . Tidak ada kontra opini yang menegasikan semua tuduhan atas Lembaga ini. Mungkin ada satu dua pernyataan kepala Lembaga sebagai perlawanan yang menuntut "kebersihan" Partai ini untuk memulangkan buronan negara yg notabene adalah istri dari salah satu kadernya. Tapi itu ibarat tangisan anak kecil menghadapi serangan senapan mesin. It's practically nothing. Lembaga ini ternyata tidak memiliki sistem komunikasi publik yang cukup handal untuk melindungi dirinya sendiri. Skor Partai 1, Lembaga 0. Sementara Sekjen 2 sukses merobohkan lawan tanpa balas, Sekjen 1 bertugas menjaga stabilitas Operasi Politik ini melalui issue yang lebih tinggi. Partai Kebal reShuffle. Bahwa Penguasa tidak mungkin berani mengganggu jajaran menteri yang berasal dari Partai ini dikarenakan sudah memiliki Kontrak "Khusus". Apakah kontrak khususs ini benar ada? Wallahu a'lam. Tetapi sebuah statement politik dengan confidence level seperti ini, telah membuat Partai ini one step ahead. Bahkan Penguasa pun diganggu dengan issue ini. Dan cukup dua orang ini sebagai operatornya. Psy War yang luar biasa. Dua orang aja bisa begini chaos. Isu reshuffle bisa diredam oleh isu Inprofesionalitas kerja Lembaga. Skor Partai 2, Lembaga 0. Sasaran operasi terakhir ada pada true meaning atas jatuhnya lawan. Dalam Logika politik, kejatuhan lawan menyisakan pemenang di atas panggung. Mahkota Lembaga Bersih yang lama disematkan atas Lembaga ini, ternyata like it or not, untuk sebagiannya, sudah berpindah tangan kepada sang pemegang issue yang bertahan di atas panggung. Partai ini. Skor Partai 3, Lembaga 0

Timing is Everything
Serang Lawan pada Titik Lemahnya. Kapan? Pada saat ia lengah. So management timing and memanfaatkan momentum adalah segalanya. Setidaknya ada tiga momen yang dimanfaatkan Tim Sekjen untuk melancarakan Operasi Politiknya. Pertama, ketika muncul potensi konflik internal Lembaga ini (Pemeriksaan Direktur Lembaga oleh Komite Etik Lembaga). Kedua, ketika Lembaga ini tidak sanggup melakukan Kontra Opini. Ketiga pada saat perioda masa kerja Lembaga ini akan menjelang habis. Jangan beri kesempatan ia untuk membalas. And this is Politics.
[Budi Abdul Muiz]http://www.islamedia.web.id/2011/10/jempol.htm

Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar