Senyummu di
muka saudaramu adalah sedekah
Rasulullah saw. bersabda, "Senyummu di muka saudaramu
adalah sedekah,"
dan bukan "Senyummu untuk saudaramu." Dalam hadits
di atas dipakai kata
"muka", kerana pada wajah terdapat banyak indra,
dan ia merupakan gambaran hakiki
seorang manusia. Oleh kerananya, sebuah senyuman yang tidak
terlihat oleh saudara
Senyuman adalah gambaran isi hati yang menggerakkan perasaan
dan memancar
pada wajah seperti kilatan cahaya, seakan berbicara dan
memanggil, sehingga hati
yang mendengar akan terpikat.
Senyuman yang dibuat-buat tidaklah sama dengan senyuman yang
tulus ikhlas.
Senyuman yang dibuat-buat adalah sebuah kreasi seni, tak
lebih dan sebuah plastik.
Sedangkan senyuman yang tulus ikhlas adalah fitrah; ia
ibarat bunga yang mekar di
tangkamya, indah dipandang mata, dan harum baunya, yang
menjadikan jiwa terlena
dan bersimpati. Mengenai hal ini Rasulullah telah
mengingatkan kepada kita dengan
sabdanya,
"Kamu tidak akan dapat membahagiakan orang lain dengan
hartamu, tetapi yang
dapat membahagiakan mereka adalah wajah yang ceria dan
akhlak yang mulia."
Lima puluh tahun yang lalu, penemuan ilmiah menyebutkan
bahwa
tumbuh-tumbuhan akan semakin subur manakala berada di tempat
yang di situ
terdapat alunan suara berirama slow, dan tumbuh-tumbuhan itu
akan merasa "gembira"
tatkala pemihknya menyirami-nya dengan air yang sejuk. Namun
sebaliknya, tumbuh-
tumbuhan itu akan "menangis" tatkala ada yang
meme-tik tangkai dan bunganya.
Rasulullah saw. bersabda,
"Uhud adalah gunung yang mencintai kita dan kita pun
mencintainya."
Jika demikian keadaan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda padat,
maka
keadaan manusia yang telah diberi oleh Allah swt. nikmat
berupa indra dan akal
tentu lebih dari itu. Itulah rahasia yang tersimpan dalam
diri manusia.
Manakala ia
dapat menyibak rahasia itu, Allah akan membukakan baginya
penglihatan dan mata
hati mereka yang lalai dan terlena dalam kemaksiatan. Dengan
iman, perasaan, dan
kekuatan ruhiah, Islam mengubah banyak manusia dengan sebuah
perubahan yang
tidak bisa dilakukan oleh kekuatan-kekuatan materi.
Seorang da'i hendaklah merasakan nikmat iman yang tulus
ikhlas, sehingga ia dapat menembus batu
sekeras apa pun dan dapat menumbuhkan pepohonan meski
di tengah padang pasir yang gersang.
Ia akan dapat mencetak
khairu ummah (uma terbaik).
Kalau kita teliti, maka akan kita ketahui bahwa
yang menyebabkan
generasi pertama umat ini masuk Islam adalah senyuman yang
tulus, pandangan yang
teduh, pergaulan yang sim-patik, dan ucapan yang berkesan.
Abbas As-Siisi At-Thariq
ilal Quluub
0 komentar:
Posting Komentar