Anda Pelaku Keinginan Pribadi?

0
Diposting oleh cahAngon on 08 Januari 2013 , in ,

Photo © y2- hiro
“Manusia yang tidak pernah berbuat kesalahan, ialah manusia yang tidak pernah berbuat apa-apa.” (Roosevelt)
Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan kemalangan. Sebagai manusia, kita memiliki kekuatan untuk memilih. Putuskanlah yang terbaik untuk hidup kita. Karena dengan itu, kita akan jadi lebih mudah untuk berbuat lebih banyak kebaikan bagi sesama.
Kita dapat memilih, untuk menjadikan pekerjaan sebagai sesuatu yang penting. Habiskanlah waktu dalam perusahaan yang memberi kesempatan untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Perbedaan kecil antara pekerja yang tidak bersuka cita dengan pekerja yang bahagia, seringnya tak lebih dari perbedaan sudut pandang. Ketika Anda memilih jadikan pekerjaan sebagai lahan pemenuhan kebutuhan, pembuktian keahlian, perwujudan kesyukuran; maka kepuasan yang mengalir akan semakin meningkat, seiring dengan melejitnya karier Anda. Masukkanlah sebanyak mungkin keajaiban dalam karier Anda, berbekal keberanian bahwa Anda mampu mencapai tujuan hidup melalui pekerjaan atau profesi impian. Karier apa pun yang benar-benar Anda inginkan menjadi sumber pendapatan, ialah sesuatu yang perlu dan harus Anda tuju sepenuhnya. Berhentilah mengkompromikan hidup terlalu lama dengan melakukan pekerjaan yang tidak memberikan kenikmatan besar bagi Anda. Ijinkan antusiasme Anda mengalir deras dengan menguasai nasib profesional Anda.

Tentu, tidak ada yang memulai dari puncak tangga kesuksesan. Pekerjaan yang dimulai dari atas, ialah tukang gali sumur. Tapi, ketika Anda mengerti jenis pekerjaan yang memberi kebahagiaan untuk diri sendiri dan sesama, Anda dapat mulai menaiki anak tangga yang benar, yang bersandar pada dinding yang tepat.
Saat Anda melakukan jenis pekerjaan yang benar-benar Anda nikmati, maka itu tidak akan terasa seperti pekerjaan sama sekali. Hal ini lebih menyenangkan dari kesenangan. Anda tahu, ini karena Anda mendapati waktu-waktu yang hebat ketika Anda melakukan apa yang benar-benar Anda ingin lakukan.

Maka pertanyaannya, “Apakah Anda melakukan yang ingin Anda lakukan, saat ini?”
“Ketika bekerja, boleh jadi lebih menyenangkan dari kesenangan itu sendiri.” (Rio Purboyo)
Ragam variasi dari pertanyaan di atas, menjadi seperti di bawah ini:
  • Apa yang paling ingin Anda lakukan dalam kehidupan Anda, apakah Anda melakukannya dalam bentuk apa pun, saat ini?
  • Apakah Anda terobsesi dengan hal itu? Apakah hal itu menjerat obsesi Anda, menarik senar-senar hati Anda?
  • Apakah Anda memberitahu semua orang yang Anda temui, bahwa ini adalah pekerjaan Anda?
  • Apakah Anda menganggap hal itu sebagai panggilan hidup Anda?
Perhatikan contoh-contoh berikut, lalu lihatlah apakah Anda dapat mengaitkannya dengan diri sendiri. Contoh-contoh ini, saya rancang untuk merangsang pikiran dan mengarahkan energi Anda berfokus pada apa yang paling ingin Anda lakukan dalam kehidupan Anda.
  • Seseorang yang siap untuk menjadi seorang pengarang terkenal. Apa sih, yang sedang ia tulis saat ini?
  • Seseorang yang memiliki impian untuk memenangkan medali Olimpiade. Apakah ia sedang berlatih dan bersiap-siap hari ini?
  • Seseorang yang terobsesi menjadi pembicara publik. Apakah ia akan “naik panggung” untuk berbicara malam ini?
Supaya tiba di tempat tujuan, Anda harus bersedia untuk menyelidiki kemungkinan, menggenggam kesempatan, menanam waktu yang diperlukan, dan terus berusaha untuk melakukan apa pun yang dibutuhkan.

“Kita sampai karena berangkat.  Tapi, karena takmampu pastikan kapan persisnya sampai.
Satu-satunya pilihan yang tersedia ialah berangkat. Maka berangkatlah, sekarang!”
(Rio Purboyo)
Selepas membaca artikel ini. Anda patut untuk menyelesaikan pertanyaan terakhir, yakni:
“Apakah saya sedang melakukan cita-cita pribadi, saat ini?”



Karena Rio percaya, public speaking ialah kesempatan menyebarkan motivasi, inspirasi, dan perubahan yang lebih baik. Maka dengan membagikan pengalaman, pengamatan, dan pelatihannya, dalam tulisan di rubrik spesial ini, membantu lahirnya komunikator publik yang melekat dan memberdayakan.

Share This Post

0 komentar:

Posting Komentar